Selasa, 31 Mei 2011

hmmm

today ang tomorrow..........
akuriu

Minggu, 29 Mei 2011

hariku...

hariku lelah
hariku penat
hariku kelam
aku ingin malam segera datang
aku ingin melihat bintang
aku ingin melihat kunang-kunang



akuriu

Sabtu, 28 Mei 2011

terlalu jauh

terlalu jauh........
aku hanya bisa mengangankanmu
dari sini, dari tempatku berpijak kini

akuriu

Kamis, 26 Mei 2011

dan......

aku mengenal banyak bintang
matahari, , ,
tapi,
aku melihat ada satu yang istimewa
ia muncul hanya di kala senja
ketika langit bergores tinta jingga nan indah
ketika awan berarak menuju peraduan
ialah bintang senja
sebuah bintang yang terpenjara dalam lingkaran sepi

akuriu

:(

lelaaahhh..........aku lelaaaahhh...........................


akuriu

Jumat, 20 Mei 2011

maaf

aku minta maaf
maaf.....maaf......maaf



akuriu

Rabu, 11 Mei 2011

Untitled........................part 5

....................................................................................................................................................
Hari demi hari berlalu begitu cepatnya, dan kini tak terasa sudah bulan may, bulan kelima di tahun 2011. Ini berarti sudah lima bulan kami begini. Sedih memang, tapi aku selalu berusaha. Aku berusaha biarpun ia selalu mengacuhkanku.
Pagi ini daun-daun berselimut embun, mentari tak secerah biasanya, awan mendung melayang-layang ringan di udara, jauh di atas jangakauanku. Pagi ini sungguh melukiskan isi hatiku. Hoaammm….kantuk masih saja menghantui kendati badan ini sudah tersapu splash-splash besar air dingin. Brrrr…dinginnya masih terasa, menusuk nusuk kulit bagai mengenakan baju berbahan tangkai mawar.
Aku membangunkan tidur panjang lapita (notebook kesayanganku), kubuka internet explorer untuk membuka blogku. Salah satu hobiku adalah web designing and a little writing, aku memiliki sebuah blog bernama Another world in my world. Langsung saja aku masuk ke dasbor, dan mengklik statistic, hal yang selalu aku lakukan setiap kali membuka blog. Lalu kuarahkan kursor ke posting, lalu new post, dan aku mulai mengetik. Splash juga salah satu sahabat karibku, aku rajin mencurahkan isi hatiku padanya. Dan ia adalah pendengar yang baik.
Sudah beratus-ratus entri kubuat di blogku,aku banyak menulis tentangnya di sini. Mulai dari awal sampai detik ini.
“dear ki
ki, aku mau curhat, hari ini satu usaha lagi aku lakukan. Kau tahu apa itu? ya..kau benar, aku membuat sekotak kue kering berbentuk wajahnya dengan berbagai ekspresi. Seperti yang pernah ku lakukan dulu. Kuharap ia mau menerima kotak itu. doakan aku ki…”
Lalu klik terbitkan entri.
Aku ingat aga punya blog juga, blognya yaitu kembara sang pengelana. Setidaknya itu blognya dulu sebelum dia amnesia. Iseng, aku coba buka blog itu, aku tak pernah berharap aka nada entri baru dari aga yang sekarang. Dan nyatanya, memang tak ada. Pastilah ia lupa passwordnya. Atau bahkan ia tak ingat ia punya blog. Jelas sekali.
Kemudian, seperti biasa aku berjelajah ke blog-blog tetangga. Aku banyak belajar dari mereka, sang inspiratorku. Akhirnya aku tiba di suatu blog yang membuatku terpukau. Entri-entri yang ia buat sungguh menyentuh hati. Aku kagum. Karena itu, kucoba telusuri sang pemilik blog. Setelah sekian lama mengobrak-abrik isi blog, kemudian kutemui sebuah fakta yaitu bahwa ternyata sang bloger adalah aga. Aga yang sekarang. Agam, Aga aMnesia. Begitu aku menyebutnya sekarang.
Dari yang kulihat, Ia baru membuat blog itu sekitar 3 bulan yang lalu. Tapi entrinya sudah mencapai 234 dan pengunjungnya melebihi 700  visitors, lalu followersnya tak kurang dari 150 blogger lain.
Kubaca entri2entri nya satu persatu tanpa bosan. Ternyata aga selama ini mencurahkan segala isi hatinya di blog ini. Blog sang Amnesis, begitu ia menyebutnya

akuriu

Selasa, 10 Mei 2011

Untitled........................part 4

.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Sore ini daun-daun bergemerisik tersapu semilir angin. Langit melukiskan warna jingga muda di ujung barat. Sore ini sungguh cerah. Kemudian terlintas sesuatu di pikiranku, sepertinya ada baiknya jika aku mengajak aga bermain basket. Mungkin ini salah satu cara yang tepat untuk mengembalikan ingatan aga. Dokter bilang “akan lebih baik jika nak aga selalu diajak untuk melakukan hal-hal yang sama seperti sebelumnya. Ini akan membatu mempercepat penyembuhan aga. Apalagi jika ia selalu didekatkan dengan orang-orang yang sangat disayanginya.”
Aku bergerak cepat mengambil bola basket di gudang penyimpanan, lalu aku berjalan menuju rumah aga di seberang jalan.
“kak agaaa……..”
“ehh..kania..sini masuk nak”
“ah..nggak tante, Kak Aganya ada tante? Mau ngajakin main basket. Udah lama nggak main”
“wah..bagus kalau begitu. Terima kasih banyak ya nak, kamu memang baik sekali. Sebentar tante panggilkan aga”
Wanita sebaya mamaku itu lantas menghilang di balik gorden berwarna gold berlukiskan kupu-kupu yang cantik. Wanita itu sangat lembut dan baik padaku.
Tak lama kemudian sebuah kepala menjulur dari jendela kaca tepat di hadapanku.
“berisik kamu….kamu pikir aku mau? Hhh…” itu yang dia ucapkan. Sakiiiiit sekali. Dengan langkah goyah aku berjalan pulang. Tak disangka tak diduga, hujan turun membasahi bumi dimana aku berpijak.
Hujan, ia memang sahabat karibku selama ini. Ia selalu menemaniku. Mungkin seandainya ia berjiwa, jiwa kami telah menyatu. Tapi meski hujan tak berjiwa, kami benar telah menyatu. Lihat saja kali ini, ia turun dari singgasananya sekedar menemani langkah goyahku. Ia tahu aku ingin menangis, hingga ia turun menemaniku, membiarkan rintiknya jatuh bersama air mataku. Ia tahu kalau aku tak ingin tangisku dilihat orang. Kau sahabat baikku hujan. Terima kasih..

akuriu

Untitled........................part 3

......................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................  
Ia samasekali mengacuhkanku, sangat cuek, seperti tak menyadari keberadaanku disana. Aku benar-benar seperti mengulang waktu, waktu dimana aku dan dia masih seperti embun dan daun talas. Oh tuhan….mengapa harus terjadi lagi? 
Tapi bedanya, kali ini aku mencoba menjadi embun yang baik. Dengan penuh harap aku selalu mencoba merasuk ke cela-cela daun. Mencoba meresap dan melebur di dalamnya. walau kini sang daun talas memiliki zat penangkal air yang sangat hebat.
Sesaat kemudian, kak Aga keluar menunggang kuda bajanya. Ia nyalakan mesin, lalu berbelok. Masih mengacuhkanku. Sebenarnya aku ingin menangis saat itu juga, bukan karena ia meninggalkanku, melainkan karena perubahan ini. Tapi aku mencoba untuk tegar, demi dia.
Dengan tekad kuat untuk mulai mengembalikan ingatan Aga, kukayuh sepedaku menyusul Aga. Laju kudanya tak begitu cepat hingga aku bisa menyusulnya. Aku mengambil tempat di sebelahnya, lalu berceloteh seraya berteriak.
“Kak..ingat nggak dulu kita selalu bersepeda lewat jalan ini ?”
Tak ada jawaban, yang ia lakukan hanya menutup kaca helm dan mempercepat laju kudanya. Tampaknya ia benar-benar alergi padaku. melihat responnya, seakan ia melihatku sebagai bom waktu, yang bisa meledak kapan saja sehingga ia perlu untuk menghindar bahkan menjauh dariku. Fuuuhh……… tapi aku takkan menyerah. Kukayuh lebih cepat sepedaku hingga aku berhasil mensejajarkan diri dengannya. Sekali lagi aku berceloteh sedikit berteriak
“lihatlah trotoar itu, masih sama seperti dulu, masih dipenuhi pedagang jajanan tradisional. Dan lihat di sana, itu kumpulan bocah kecil penjual Koran, kau sering berkata “kasihan mereka, kalau saja aku punya panti asuhan, aku tak akan membiarkan mereka seperti itu” . Dan dulu kita sering ke sini sekedar untuk memotret kehidupan di sini. Lalu lihat di sebelah sana, danau kota yang  rindang, dulu kita sering sekali ke sana.. blab bla bla” aku berteriak-teriak sepanjang jalan. Mungkin aku hampir mirip orang gila kalau saja aku tak berpakaian rapi. Dan sekali lagi tak ada jawaban, Aga semakin mempercepat laju kuda bajanya.
Sedetik kemudian, sampailah kami di kampus……..
Layaknya kampus lain, kampus kami tak pernah sepi. Sampai di sini, kami harus berpisah jalan, itu karena kami berbeda jurusan. Dia di arsitektur, dan aku di kebidanan.

akuriu

Senin, 09 Mei 2011

Untitled........................part 2

.....................................................................................................................................................
Melihat begini, anganku melayang terbang jauh melintasi dimensi waktu. Jauh di penghujung tahun yang lalu, ketika semua masih normal.
Di suatu malam di penghujung tahun yang lalu, kita bercengkerama akrab di balkon rumahmu. Langit malam itu penuh bertabur bintang, dan beberapa ekor kunang-kunang menari-nari centil di atas kepala kita. Di bawah keajaiban malam itu kau bercerita riang akan kejadian hari itu. ku dengar kata demi kata yang kau tutur dengan penuh perhatian. Aku begitu bahagia dengan suasana itu.
Kemudian anganku terbang menuju suatu waktu, di mana aku harus menyaksikan kejadian mengerikan itu. aggghhhhh…….aku tak kuat
“re…kamu kenapa?” seseorang menepuk pelan bahuku, membuat anganku kembali ke tempat kini kuberpijak. Untuuuuuung saja. Sangat tepat waktu.
“sudahlah nak, jika memang datang dari hati maka suatu saat nanti pasti akan muncul kembali..” kata seorang wanita cantik dihadapanku, senyumnya sungguh mempesona, seperti bunga mawar yang merekah. Ucapnya sungguh menenangkan hatiku, tapi aku masih heran, dari mana mama tahu aku sedang memikirkan hal itu?! mama melanjutkan petuahnya dengan sabar, “tak perduli biarpun ia amnesianatau apapun. bersabarlah nak..bla bla bla.” Semakin lama kata-kata mama samar-samar saja kudengar.
Yaa..aku memang takut, aku takut dia meninggalkanku. Aku takut dia lupa akan perasaannya yang dulu, walaupun sebenarnya memang dia telah lupa. Dia lupa segalanya, dokter memvonisnya amnesia akibat kecelakaan di awal tahun ini. Pria yang malang.
Sejak saat itu semuanya berubah. Keakraban yang baru terjalin beberapa bulan, harus  pupus oleh kecelakaan itu.  aku  akui, dulu kami memang seperti anjing dan kucing atau seperti minyak dan air yang tak pernah bisa akur. Keluarganya adalah pendatang baru di desaku, di awal kepindahannya ia begitu acuh padaku, ia seperti menganggap ku tak pernah ada. Dan nyatanya, ia menganggapku sebagai tetangga depan rumah biasa. Dan aku bersyukur untuk itu, karena dulu aku membencinya, sungguh benci. Pernah terbersit sebuah pikiran di benakku, bahwa aku tak ingin mengenalnya, sampai kapanpun!
Namun, tuhan berkehendak lain, suatu keajaiban datang ke tengah-tengah kami, sehingga kami bisa menjalin sebuah pertemanan yang kian lama kian akrab. Dari yang semula hanya saling berucap “hai”, kemudian “sedang apa?”, lalu “apa kau sibuk?” Hingga “bagaimana kalau kita pergi bersama?” Hampir setiap sore hari, kami bermain basket di halaman rumahku, ia selalu menantangku dan itu membuatku bersemangat.
Namun kini semuanya harus berulang, dari awal, benar-benar dari awal. Sama persis seperti saat kepindahannya.
“kania…… ayo sarapan“
Subhanallah..apa yang kulakukan dari tadi? Aku melamun, ya aku melamunkan dia. Begitu asyiknya aku melamun, sampai-sampai aku tak merasakan langkah kaki mama tadi.
“iya ma…” kujawab sambil menyapukan mataku ke arah rumahnya. Ia sudah tak ada, sepertinya sudah selesai dia mencuci kuda bajanya. Lalu aku melangkah keluar, dan memulai sarapan pagiku.
***
Kata mama, tadi aku terlihat begitu gelisah dan pandangan mataku kosong tak berfokus. Mungkin mama merasa kasihan pada anak putrinya ini, sehingga ia membiarkanku pada lamunan itu.
Kini tiba saatnya aku berangkat kuliah. Mama sudah berangkat bersama papa beberapa menit yang lalu, tinggal aku yang tersisa. Aku melangkah keluar rumah, di luar aku disambut seorang paman (supir pribadi yang aku anggap sebagai paman sendiri).
“ayo mbak berangkat….” Tuturnya lembut
“ahh..aku berangkat sendiri aja paman…nggak apa-apa kok, aku bisa. Ok? ” kusunggingkan senyum untuk paman, sebagai sogokan.
Aku hanya ingin semua seperti biasa lagi, seperti dulu, sebelum tahun ini berawal. Bersepeda bersamanya ke kampus, kebetulan kampus kami tak begitu jauh dari rumah, dan dulu kami selalu bersepeda. Beriringan sepanjang jalan, bersenda gurau di atas sepeda masing-masing atau terkadang kalau malas, aku memboncengnya. Hihi..lucu sekali
Kuambil sepeda violetku, kukayuh dengan penuh semangat, kulambaikan tangan pada paman –layaknya putri kate yang hendak pergi-. Sekitar 5 atau 6 kayuhan sepeda, sampailah aku dirumahnya, kutarik rem sepeda dan kutapakkan sebelah kakiku ke aspal.
“Kak agaaa……ayo berangkat” aku memanggilnya dari balik pagar besi rumahnya, sperti ini yang selalu aku lakukan. Begitu juga selama 2 hari yang lalu. Aku cukup senang.
“ngapain kamu disitu? Aku bisa berangkat sendiri kok!” katanya ketus sambil menguyah roti di mulutnya yang belepotan selai blueberry. Pemuda itu terlihat kerepotan dengan penampilannya, kancing kemejanya naik satu tingkat dari seharusnya, tasnya digendong sebelah bahu dengan resleting yang masih terbuka hingga secarik kertas bergambar denah rumahnya mencuri lihat ke dunia luar tas, ku sela dia di tengah kesibukannya 
“kancing kemejamu kak…hahahaa” kubilang. Dan ia mengacuhkanku begitu saja.
Dan satu lagi, tampaknya kaos kakinya berbeda warna –kalau aku tak salah lihat- ckckckkk. Dan ternyata benar, karena seketika itu juga ia lenyap ke dalam rumah dan keluar dengan penampilan yang berbeda. Kali ini sangat rapi. Perfect…
Ia samasekali mengacuhkanku, sangat cuek, seperti tak menyadari keberadaanku disana. Aku benar-benar seperti mengulang waktu, waktu dimana aku dan dia masih seperti embun dan daun talas. Oh tuhan….mengapa harus terjadi lagi? 
akuriu

Minggu, 08 Mei 2011

Untitled..... part 1




Seleret sinar mentari pagi menyusup masuk kamarku lewat celah sempit diantara gorden  yang terhempas semilir angin dari fan yang lupa kumatikan semalam. Seleret sinar itu perlahan-lahan mengenai sebelah mataku, hangatnya menjalar hingga ujung kaki. Membuat tidurku semakin lelap. Namun, kicau burung di luar dan kegaduhan bocah-bocah kecil tetangga sebelah membuatku beranjak dari tidur lelapku.
Kusingkap gorden berwarna ungu cerah -kesukaanku-, kubuka jendela dibaliknya, kurasakan lembutnya sapaan udara pagi, kuhirup napas dalam-dalam masih dengan mata tertutup, hmmmmmmmm……..segarnya
Kuhempaskan napas sambil menyudutkan bibir bermaksud membentuk sebuah simpul senyum dan perlahan kubuka kedua kelopak mataku. Kuedarkan pandangan mataku ke segala arah masih dengan senyum manisku -kuharap-, hingga tiba pandanganku di suatu titik jauh di depanku. Kulihat sosok lelaki  yang tengah mencuci kuda bajanya. Seharusnya aku gembira melihatnya, namun entah mengapa senyum yang tadi tersungging kini justru mulai memudar dan berubah menjadi parabola yang menghadap ke bawah.
Seketika aku terduduk di sudut jendela kamarku, kupandang lekat-lekat wajahnya. Raut mukanya begitu tenang, damai, tak sedikitpun kegelisahan terlukis di wajah tampannya. Kuperhatikan dalam-dalam segala tingkah polahnya, hmmmm….. sampai saat ini aku masih belum menerima dokter memvonisnya sakit. Melihat begini, anganku melayang terbang jauh melintasi dimensi waktu. Jauh di penghujung tahun yang lalu, ketika semua masih normal.
..............................................................
akuriu

Sabtu, 07 Mei 2011

aku merindukanmu

Lalu, ketika mata sang hari tengah bersinggah di puncak singgasanya, kita berdiri berjajar di atas trotoar itu, di bawah sebuah pohon besar nan rindang yang  setia menemani kita selama hampir 3 tahun. Pohon itu bercabang dua ke arah kanan dan kiri. Pohon itu seperti kita, aku dan kau yang bersatu dalam ikatan persahabatan, yang saling menguatkan satu sama lain. Jika salah satu cabang goyah, maka cabang yang lain akan menyalurkan energy positive tuk menguatkan cabang yang goyah, dan sebaliknya.
Sempat kita bertanya-tanya, katamu,“ kira-kira sampai kapan ya pohon ini bisa bertahan hidup?”. “entahlah, kuharap ia akan selalu ada dan tetap ada di sini.” “yaa, hingga saat kita pergi dan kembali suatu saat nanti” balasmu. Demikian pembicaraan tersebut berlanjut hingga  sebuah balok berongga, bermesin, dan berroda yang orang sebut sebagai mobil melesat ke arah kami.
Terkadang, karena masih ingin menghabiskan sedikit lagi  waktu hari itu bersama, sering kita melewatkan mobil-mobil orange berlabel D2 di atapnya. Biarpun seringkali karena tingkah polah kita itu, para supir ataupun kernetnya melontarkan umpatan-umapatan pada kita, tapi kita tetap menikmati suasana itu.  Karena kita bersama, dan Karena ternyata masih banyak hal yang perlu kita bicarakan. “ay tadi aku lihat dia, keren bangett” celotehmu. Lalu “wahh..dimana ki? aku gak lihat, tadi aku lewat depan kelasnya. Tapi cuma bisa lihat ujung rambut landaknya..”. “hahahaaa….” Kita tertawa bersama di siang yang terik itu. Perbincangan tentang dia, memang tak pernah jadi membosankan sepanjang dua setengah tahun yang lalu.
Kita menyukai seorang kakak kelas yang sama. Seorang kakak berkacamata, berpawakan tinggi, dan bermuka manis. Seorang kakak yang baik dan ramah pada adik kelasnya, khususnya kita (kita harap..xixi). walaupun akhirnya suatu saat kita dikecewakan olehnya. Dan seketika itu juga kebencian melingkupi hati kita. Dan sejak saat itu, dia tlah terhapus dari hati kita.
Saat dirasa sudah cukup pembicaraan kita, kita putuskan untuk naik mobil orange yang seketika berhenti di depan kita tanpa diminta. Perjalapun dimulai. 15 menit berlalu, akhirnya kita harus turun dan melanjutkan perjalanan. Kini aku tanpamu, dan kau tanpaku. karena kita berbeda arah. Kini kita harus berpisah jalan. Perpisahan yang sangat sementara. Benar-benar sementara, karena esok perjalanan ini akan terulang kembali. Dan aku sangat senang saat itu terjadi lagi.
Aku tak pernah bosan akan perjalanan itu. Bahkan kini, aku sangat merindukannya.
Aku merindukanmu sahabatku. Aku rindu saat kita pulang bersama, bercerita bersama, beraktivitas bersama. Aku rindu……aku rinduuu….
akuriu

Jumat, 06 Mei 2011

cuz i'm thingking about you - so hurt

     Lagi. lagi-lagi aku menulis sesuatu tentangmu. entah sampai kapan ini akan berlanjut, dan entah kapan ini akan berakhir. berkali aku memutuskan untuk berhenti menulis tentangmu. namun, kata-kata ini selalu bermunculan dalam benakku, dan sayangnya tak kuat aku menahan perihnya. terlalu sesak dada ini untuk terus menyimpan. tak ada hal lain yang dapat kulakukan. seseorang yang sesungguhnya aku inginkan tuk jadi pendengar kisah piluku ini, tak lain adalah dia, dia yang ... hhhhhhh..sudahlah tak sanggup lagi aku berbicara tentang dia. aku sedikit kecewa padanya. tingkah polahnya terlalu membuatku muak. dan ialah salah satu penyebab semua ini.
aku yang malang

akuriu

my ending, their begining

it's time to end my fairy tale and it's time for me to let their story begin.

akuriu

congratulaion

tapi...........mungkin, ini memang waktuku untuk mengakhiri semua khayal indahku. mungkin, ini memang waktuku untuk membiarkan mereka memulai cerita. Dan jika memang harus itu yang terjadi, aku rela. Tapi satu pintaku, ku mohon, simpan rapat-rapat cerita bahagia kalian dariku, jangan kau perdengarkan padaku, jangan kau tampakkan padaku. aku sudah cukup tahu. Selamat untuk kalian.
congratulation


akuriu

Kamis, 05 Mei 2011

dalam diam

dalam diam aku berharap
kau merasaan kehadiranku

dalam diam aku memohon
lihatlah diriku
aku yang cukup lama disampingmu

dalam diam aku kecewa
kau lebih memilih dia
dia yang baru saja datang membawa keegoan

dalam diam aku merintih
kau acuhkan aku disini
aku yang tlah banyak berharap

dalam diam aku menangis
tolong..hentikan ini
jangan kau hadapkan padaku
tolong..cukup kalian yang tahu
jangan kau ceritakan padaku

laraku kini terendap dalam hati
dan akhirnya

dalam diam aku diam




akuriu

dandelion and haze

 she stand strongly under the sunlight eventhough she is alone
on her mind, although there aren't someone like her,  there are many friend, like : grass
grass allways be there wherever dandelion is 

dandelion  have special friend in her life who is very close with her
but he can't allways besides dandelion
he is haze
he will meet and hug dandelion just at begining of deepnight until the early morning
when the sun still in her palace

both of them actualy have special feel
but both of them can't tell what they feel
they just can save their feel to another in their deepheart
don't know when that feel can be shoutout from the deepheart



 sometimes when the weather is clean and the sun is fine, 
gentle winds will send one or two lovely seed of Dandelion through the gardens
 there, in new place, dandelion will be newperson with new spirit

 dandelion is never tired to stand
until the sun flow down into her palace again and the night come
she is very happy if the night come
why? because if night come, it's mean she will meet haze again
besides, at night everything will be rilex
dandelion so like night




“love that can stay forever”, which possibly origins from the phenomena of Dandelion’s pretty seed dispersal. There is philosophy in it. It contains too much things: love, freedom, pursuit, letting go, repeated partings, and gains in the giving-ups…It’s beautiful, and sad.

akuriu

Selasa, 03 Mei 2011

H

aku bingung, waktu semakin cepat berlalu. tak terasa hari H tinggal menghitung hari. namun sampai saat ini aku sama sekali belum ada persiapan. apa yang harus kulakukan. apakah aku sudah terlambat? ini salah siapa? salahku kah? tapi aku hanya mengikuti alur kehidupan. apa memang aku salah? lallu bagaimana sekarang? aku frustasi. akhir bulan sudah dekat. semakin dekat.. toolooooooong.........


akuriu

Senin, 02 Mei 2011

biar

biarkan petang hentikan langkahmu sejenak
biar kelamnya lepas penat harimu

akuriu

Minggu, 01 Mei 2011

sweet meet

malam yang semakin larut
menuntun langkah kakiku semakin cepat ke tempat itu
aku berdiri berharap bertemu seseorang
hingga malam beranjak makin larut
aku masih saja berdiri disini
berharap dia datang ataupun sekedar lewat
kini pekat malam merajai langit
hampir saja aku menyerah
ketika seseorang berjalan ke arahku dan menyapa riang diriku
sebuah babak obrolan sempat kami lakoni
walau sekejap
pertemuan itu menggelitik hatiku untuk berujar "manis"
akuriu

kumohon

lagi..
rasa itu datang lagi.
mengapa?
tak kasihankah kau pada diriku? pada hatiku yang ringkih ini?
tahukah? setiap kali kau datang, hati ini tercabik perih, sakit
belum cukupkah apa yang kau perbuat?
kumohon... pergilah
kumohon.... jangan lagi kau datang padaku
kumohon...
datanglah saja pada yang lain
dia yang memiliki harapan besar

akuriu

aku bersandar padaNya



ketika hati penuh sesak akan kegundahan
              ketika aku tak tahu pada siapa harus bersandar
   aku berlari ke tengah hujan, berdiri dibawah rinai
                                      kuluapkan segenap rasa, kucurahkan beribu tetes air mata
                 biarkan ia terjatuh bersama titik-titik hujan, kawannya
di bawah langit senja yang kelam
             aku bersandar padaNya



akuriu

aku

aku...sebenarnya orang yang terlahir tanpa bakat sastra. aku bukan orang yang pintar menorehkan puisi atau cerita ataupun tulisan yang lain. aku hanya bisa menyusun kata yang menurutku "agak" pantas.
tapi...walaupun begitu, aku ingin belajar, ingiiin sekali. inilah salah satu sebab aku membuat blog ini, yaitu sebagai jalan untukku belajar menulis. kalau ada yang mau berbagi ilmu padaku, wahh senangnya. :)