Lalu, ketika mata sang hari tengah bersinggah di puncak singgasanya, kita berdiri berjajar di atas trotoar itu, di bawah sebuah pohon besar nan rindang yang setia menemani kita selama hampir 3 tahun. Pohon itu bercabang dua ke arah kanan dan kiri. Pohon itu seperti kita, aku dan kau yang bersatu dalam ikatan persahabatan, yang saling menguatkan satu sama lain. Jika salah satu cabang goyah, maka cabang yang lain akan menyalurkan energy positive tuk menguatkan cabang yang goyah, dan sebaliknya.
Sempat kita bertanya-tanya, katamu,“ kira-kira sampai kapan ya pohon ini bisa bertahan hidup?”. “entahlah, kuharap ia akan selalu ada dan tetap ada di sini.” “yaa, hingga saat kita pergi dan kembali suatu saat nanti” balasmu. Demikian pembicaraan tersebut berlanjut hingga sebuah balok berongga, bermesin, dan berroda yang orang sebut sebagai mobil melesat ke arah kami.
Terkadang, karena masih ingin menghabiskan sedikit lagi waktu hari itu bersama, sering kita melewatkan mobil-mobil orange berlabel D2 di atapnya. Biarpun seringkali karena tingkah polah kita itu, para supir ataupun kernetnya melontarkan umpatan-umapatan pada kita, tapi kita tetap menikmati suasana itu. Karena kita bersama, dan Karena ternyata masih banyak hal yang perlu kita bicarakan. “ay tadi aku lihat dia, keren bangett” celotehmu. Lalu “wahh..dimana ki? aku gak lihat, tadi aku lewat depan kelasnya. Tapi cuma bisa lihat ujung rambut landaknya..”. “hahahaaa….” Kita tertawa bersama di siang yang terik itu. Perbincangan tentang dia, memang tak pernah jadi membosankan sepanjang dua setengah tahun yang lalu.
Kita menyukai seorang kakak kelas yang sama. Seorang kakak berkacamata, berpawakan tinggi, dan bermuka manis. Seorang kakak yang baik dan ramah pada adik kelasnya, khususnya kita (kita harap..xixi). walaupun akhirnya suatu saat kita dikecewakan olehnya. Dan seketika itu juga kebencian melingkupi hati kita. Dan sejak saat itu, dia tlah terhapus dari hati kita.
Saat dirasa sudah cukup pembicaraan kita, kita putuskan untuk naik mobil orange yang seketika berhenti di depan kita tanpa diminta. Perjalapun dimulai. 15 menit berlalu, akhirnya kita harus turun dan melanjutkan perjalanan. Kini aku tanpamu, dan kau tanpaku. karena kita berbeda arah. Kini kita harus berpisah jalan. Perpisahan yang sangat sementara. Benar-benar sementara, karena esok perjalanan ini akan terulang kembali. Dan aku sangat senang saat itu terjadi lagi.
Aku tak pernah bosan akan perjalanan itu. Bahkan kini, aku sangat merindukannya.
Aku merindukanmu sahabatku. Aku rindu saat kita pulang bersama, bercerita bersama, beraktivitas bersama. Aku rindu……aku rinduuu….
akuriu
0 komentar:
Posting Komentar