Rabu, 23 Maret 2011

Jalan sekolah, jalan Jend Gatoet Soebroto

           Jalan sekolah? jalan Gatoet Soebroto? apa hubungannya? ternyata dua nama jalan ini tidak merujuk pada dua jalan yang berbeda tapi merupakan satu jalan sama. jalan gatoet soebroto -atau yang biasa disebut jl. gatsu oleh para pengguna jalan- ini ternyata dulunya bernama jalan sekolah. jadi, bisa dibilang kalo jalan sekolah itu adalah masa lalunya jalan Gatoet Soebroto. *hehe 
         Mengapa jalan sekolah? konon orang-orang terdahulu memang menyebut jalan yang terbentang mulai dari kebon dalem sampai pertigaan Pasar Manis ini, sebagai jalan sekolah karena di sepanjang jalan ini, tepatnya di kanan kiri jalan, terdapat begitu banyak bangunan sekolah mulai dari TK, SD, SMP, sampai SMA, nah lho lengkap banget kan. Kalo TK, SD aku tak begitu paham, tapi kalo SMP dan SMA yang aku tahu, ada SMP N 3 Purwokerto, SMP N 2 Purwokerto, SMP  Susteran, dan SMP Kristen. Sedangkan SMAnya, ada SMA N 1 Purwokerto, SMA N 2 Purwokerto, SMA N 5 Purwokerto, SMA Bruderan, dan SMA Kristen. 
         yaa..memang sekolah-sekolah yang bersinggasana di jalan sekolah adalah sekolah-sekolah yang termasuk bagus, terutama SMA N 1 Purwokerto, yang notabene adalah sekolahku. hehehee 
         Dahulu kala, lalu lalang di jalan sekolah didominasi oleh sepeda, semua orang mulai dari anak sekolah, mahasiswa, sampai orang dewasa dengan berbagi profesi menjajaki jalan sekolah menggunakan sepeda mereka. di sana-sini yang terlihat hanya sepeda,sepeda,dan sepeda, sedikit dari pengguna jalan yang mengendarai sepeda motor ataupun yang berjalan kaki. Tak mengherankan jika banyak warga yang bertempat tinggal di jalan sekolah membuka jasa bengkel sepeda di tepi jalan. Usaha ini adalah usaha yang sangat menjajnjikan ketika itu.
         Pohon-pohon hijau nan rindang  berdiri di kanan kiri jalan menyambut setiap mereka yang lewat. tak ada kepulan asap kendaraan bermotor yang menyesakkan paru, tak ada suara bising kendaraan bermotor yang membuat gendang telinga serasa hendak pecah, semua bersahabat dengan alam. 
          Yang ada hanya kesejukan dan ketenangan yang menyenangkan. Terik matahari pun tak begitu menusuk, tak perlulah memakai sunblock dengan spf 15 ataupun 25. Karena manusia kala itu bersahabat dengan alam, maka alampun melindungi manusia sebagai tanda terimakasihnya.
            Ada satu hal yang menarik dari jalan ini, di suatu sudut jalan, terdapat sebuah tugu yang menjulang tinggi ke angkasa, berwarna putih dan bentuknya unik. mungkin setiap orang mempunyai sebutan tersendiri untuk tugu ini, aku sendiri sering menyebut tugu lilin -tak lain karena bentuknya sperti lilin- atau tugu monas -hanya sebutan saja. hehe-. sedangkan nama sebenarnya ialah tugu Pembangunan, tugu ini dibangun sebagai tanda penghormatan kepada pahlawan yang telah berjasa membangun kota purwokerto.
           Selain itu, banyak tempat menarik di sepanjang jalan ini, diantaranya : polsek Purwokerto Timur, Kejaksaan Negeri, eks Kantor Pelayanan Pajak, Diperindagkop, DPU, Perpustakaan Umum Daerah, Polwil Banyumas, eks Kantor Pemb. Gubernur, Bank Jateng, Bank Indonesia, Sate Putra Saudara, Pujasera, Kantor KPH Banyumas Timur, Hotel Pandawa, Hotel Mutiara,Rumah Sakit Elisabeth,Apotek Omnia Farma,Apotek Sang Dwi Warna,Gedung Kesenian Soetedja, dan Pasar Manis (ujung barat)
            Namun sayang, keadaan jalan gatsu sekarang sangat berbeda dengan masa lalunya. Sepeda-sepeda tak lagi merajai jalan, yang ada hanya sepeda motor, mobil pribadi, juga angkutan umum. kesejukan tak lagi menyelimuti pengguna jalan, ketenangan pun lenyap berganti kebisingan, dan asap hitam mengepul dimana-mana. Kerja pohon hijau yang tak lagi serindang dulu, kini semakin berat dengan banyaknya karbonmonoksida yang harus mereka cerna. Manusia bukan lagi sahabat alam. Tak ada yang dapat menyalahkan dan dipersalahkan atas keadaan ini,  namun tak sadarkan wahai manusia-manusia, sesungguhnya keadaan ini adalah sebab kita. kita kotori alam ini, kita bisingi alam ini setiap waktu, setiap hari, setiap saat. Tak sadarkah kalian?! marilah mulai dari sekarang, mulai dari diri kita sendiri, mari kita tingkatkan rasa persahabatan dengan alam, kasihan alam ini di usia yang makin menua, hanya sedikit bahkan hampir tak ada yang mau bersahabat dengannya.

0 komentar:

Posting Komentar